Wednesday 31 July 2019

Muktamad Sudarso bin Imam Sudarso

Senin, 16 Desember 2013, pukul 16:00 wib, di pelataran parkir, sebuah pesan pendek tanpa notifikasi saya terima. Isinya, "Firlly saya dengar Pak Muktamad meninggal dunia ..." Ternyata pesan pendek dikirim oleh seorang sahabat, senior almamater SMAN 1 Tegal, yg berdomisili di Bandung.
Innalillahi wainailaihi rojiun, panik, saya telpon semua orang, adik, sahabat, ibu, bapak, semuanya saya telpon untuk membantu mencari konfirmasi. Sementara upaya saya menghubungi ponsel Pak Muktamad tak mungkin, krn ponsel saya hilang saat lebaran lalu.
Memasuki kawasan pondok indah, konfirmasi dari seorang sahabat yg lain, rekan satu angkatan, mengaburkan pandangan mata karena basah. Innalillahi wainailaihi rojiun, telah berpulang bapak guru, orang tua, sahabat kami yang tercinta, Bpk. Muktamad Sudarso bin Imam Sudarso. Beliau berpulang pukul 15:30 selepas adzan ashar, di RSD Pemalang. Saya pun mengemudikan si jeruk sambil menangis sesenggukan sepanjang perjalanan pulang...
Bapak Muktamad berpulang karena sakit dan sempat dirawat selama 9 (sembilan) hari di RSUD Pemalang setelah terjatuh seusai mandi saat hendak berpakaian, mengenakan celana panjang.
Saat Sabtu, 20 Desember 2013 saya menyambangi rumahnya, saya menjumpai istri beliau yang luar biasa bersahaja & tabah. Sang istri pun mulai berkisah banyak hal. Tentang kekhawatiran beliau bilamana berpulang sementara putra bungsunya masih butuh 3 (tiga) semester lagi merampungkan kuliah. Tentang niatnya beliau berhaji dan berumroh. Tentang keinginannya untuk pergi ke jakarta, mengunjungi saya lagi, muridnya ....
Aiiih, sedih nian hati ini mendengarnya. Saya bertemu belia terakhir kali saat reuni sekolah, 10 Agustus 2013 lalu di SMAN 2 Tegal. Saat itu teman2 mengatakan kepada beliau, bahwa saya tidak akan datang. Namun Pak Muktamad meyakini sebaliknya, "Menurut hati kecile aku, iwing pasti teka. Ora mungkin ora teka ..." katanya dengan logat pantura yg kental, meyakinkan balik teman2.
Maka entah kebetulan atau bukan, beliau adalah orang pertama yang menyambut saya di lobi sekolah saat saya datang menghadiri reuni pagi itu. Subhanallah ... Dan beliau menceritakan pembicaraan beliau dgn beberapa teman sebelumnya.
Saya, mengenal Pak Muktamad sejak kelas 1. Beliau adalah guru matematika kelas 3, khusus utk jurusan fisika dan biologi. Perawakannya tinggi besar dan jago bela diri. Beliau adalah guru yg sangat disegani. Caranya mengajar yg sangat 'sadis' membuat siswa sebel, takut, sekaligus pinter !
Saat beliau mengajar, tangan kiri memegang penghapus, tangan kanan memegang kapur. Keduanya bergerak cepat, saat tangan kanan usai menulis rumus, tangan kiri langsung menghapus sedetik kemydian. Hahaha ... Sadis kan ?
Beliau mengajar hanya 15 menit, sisanya yg 30 menit langsung ulangan. Hasil ulangan langsung dikoreksi saat itu, diberi nilai, dan dimasukan daftar nilai saat itu juga dan dibaca keras2 hingga seisi kelas mengetahui nilai kami masing2.
Nilai tertinggi ulangan du kelas jarang sekali ada yang mencapai lebih dari 5. Nilai ulangan saya tertinggi adalah 3,5. Tapi coba lihat hasilnya, tidak sedikit siswanya yg nilai ujian matematika NEM nya 10 sempurna karena betul semua !!!! :-)

Tuesday 9 July 2019

BERATNYA JADI LAKI-LAKI

Subhanallah betapa beratnya menjadi laki-laki ....

Bayangkan andaikan ia berilmu, ia tahu wajib bagi dirinya shalat yang 5 (lima) waktu ke masjid, berjalan kaki, karena di setiap langkahnya ada pahala dan menggugurkan dosa-dosa ...

Bayangkan berilmu maupun tak berilmu, ia wajib bertanggung-jawab atas kehidupan selain anak laki-laki dan anak perempuannya, juga cucu perempuannya, adik perempuannya, kakak perempuannya, keponakan perempuannya dan tentu saja istrinya ....

Bayangkan ia wajib, wallahi wajib bagi dirinya untuk bekerja, mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarganya, meninggalkan rumah seharian menunaikan amanah yang ada di pundaknya ....

Bayangkan ia tak boleh menolak bila diperintahkan berperang kepadanya, wallahi karena berperang wajib baginya dalam agama Allah yang mulia .... 

Bayangkan bila ia menghendaki seorang wanita, ia harus mampu membayar mahar bagi sang wanita, dan bilamana ia belum mampu menghalalkan syahwatnya maka disyariatkan baginya untuk berpuasa, betapa beratnya ....

Bayangkan setiap kesalahan yang dilakukan oleh istrinya wallahi itu menjadi dosanya, baik kesalahan yang nampak di matanya maupun yang tersembunyi dari pandangannya ....

Bayangkan bila kelak ia menceraikan istrinya, ia harus memberikan mut'ah kepada ibu dari anak-anaknya secara pantas, pun meninggalkannya dalam keadaan yang pantas dan mulia, serta tetap menafkahi anak-anak laki-laki keduanya hingga mereka balig dan anak-anak perempuan keduanya dinikahi laki-laki yang kepadanya berpindah tanggung jawabnya ....

Bayangkan di atas semua bebannya, ia tetap harus mengutamakan ibunya, melebihi apapun di dunia, karena ibunya adalah kunci surganya, apapun dan bagaimanapun adanya dengan istrinya, anak-anaknya, keluarganya, karena ibu bukanlah sesuatu yang dapat disandingkan sebagai pilihan di antara semuanya, melainkan keniscayaan tanpa tanya .... 

Subhanallah lalu kenapa ... 

Perempuan-perempuan itu sibuk bekerja sedemikian rupa ? Ke mana ayahnya, kakeknya, saudara laki-lakinya, pamannya, suaminya ? Sunguhkah mereka tak tahu apa yang menjadi tanggung jawabnya yang Allah perintahkan dan tetapkan atas diri mereka ? Subhanallah ... 

Sunday 7 July 2019

"IKUT KAJIAN DI MANA ?"

Syahdan suatu pagi, sebelum tiba di kantor saya berniat untuk membeli sarapan seporsi mie ayam gerobak yang cukup hits di bilangan melawai, Jakarta Selatan. Hari itu masih pagi, belum pukul 07.00 wib, sementara jam kantor saya dimulai pukul 07.30 wib.  

Namun rupanya sang pedagang mie ayam yang hits itu belum berjualan. Mereka baru saja mulai persiapan dan merapikan gerobaknya. Beberapa pelanggan rupanya sudah datang dan menunggu. Dari kejauhan tampak salah satunya seorang ibu berkhimar panjang syar'i tengah duduk menunggu. 

"ASSALAMUALAYKUM ..."

Maka setelah memarkirkan kendaraan, saya berjalan menuju kursi yang tersedia di sekitar gerobak mie ayam. Belum juga saya tiba di kursi, tiba-tiba sang ibu berkhimar syar'i sudah 'menyambut' saya dengan mengucapkan "Asalamualaykum ..." dengan suara yang cukup lantang dan ramah sekali serta senyum lebar, seolah kami adalah sahabat yang lama tak bertemu. Maka saya pun dengan sangat bahagia menjawab salamnya, lalu menjabat tangan dan mencium kedua pipinya, masyaa-a Allah, alhamdulillah. Betapa saat itu adalah awal hari yang sangat istimewa dan penuh keberkahan, suatu pagi yang diawali dengan salam penuh doa dari seseorang yang baru dikenal tapi terasa sangat tulus, alhamdulillah ....

IKUT KAJIAN DI MANA ?

Maka sejurus kemudian, kami pun terlibat pembicaraan dan perkenalan yang akrab. Setelah berkenalan, tiba-tiba beliau bertanya, "Ikut kajian di mana ?" Masyaa-a Allah. Sesungguhnya saya kaget sih ditodong dengan pertanyaan seperti itu. Pertanyaan tersebut bagi saya lebih terkesan sebagai 'tuduhan' seolah-olah saya adalah orang yang rajin mengikuti kajian. Subhanallah ....

Iya, ikut kajian di mana ? Pertanyaan ini terkesan biasa. Namun dulu pertanyaan ini jarang menghampiri saya. Dulu bila bertemu dengan orang baru, biasanya setelah saling berkenalan maka pertanyaan pertama yang ditujukan kepada saya adalah "bekerja di mana ?". Kini bila saya bertemu orang baru, pertanyaan yang datang pada saya berbeda. Kadang saya baru juga duduk, setelah mengucapkan salam, sudah ditanya, "Ikut kajian di mana ?" Subhanallah ....

SEBAIK-BAIKNYA TEMPAT BAGI PEREMPUAN

Sungguh Islam adalah agama yang sempurna. Islam adalah agama yang sangat menjaga keberadaan perempuan. Sesungguhnya agama Islam mengajarkan, sebaik-baiknya tempat sholat bagi seorang perempuan adalah di kamarnya. Bahkan sebuah hadits menyebutkan, bahwa, "Sholat seorang perempuan di kamarnya adalah lebih baik daripada di ruang tengah rumahnya. Sholat seorang perempuan di rumahnya adalah lebih baik daripada di masjid di kampungnya. Dan sholatnya seorang perempuan di masjid di kampungnya adalah lebih baik daripada sholatnya di Masjid Nabawi" (HR Ibnu Hibba 1227) Subhanallah. Allahualam ....

Jadi, sesungguhnya saya tidak mengikuti banyak kajian atau mengunjungi masjid-masjid untuk menyimak kajian. Kajian yang saya ikuti lebih banyak menyimak kajian sunnah di radio yang saya putar selama 24 jam baik saat berkendara maupun di rumah.

Saya menikmati tausiah kajian-kajian menarik dan penting dari para ulama salaf melalui radio seperti kajian Ustadz Syafiq Riza Basalamah tentang Gelas-gelas Kaca yang membahas seputar keluarga Islami dan Ustadz Erwandi yang membahas tentang muamalah yang sesuai sunnah dari soal waris hingga yatim, dagang hingga zakat, hutang hingga riba, dan sebagainya yang sangat bermanfaat untuk disimak dan menjadi ladang ilmu yang membantu kita agar senantiasa beramal shalih sesuai yang Rasulullah contohkan. Masyaa-a Allah, alhamdulillah ....

Sesekali saya menghadiri kajian di masjid seberang rumah yang alhamdulillah sangat banyak kajian sunnahnya. Saya juga pernah menghadiri kajian di sebuah masjid atau rumah kajian yang berjarak sekitar 5 - 7 km mungkin dari rumah. Namun yang demikian sangat jarang saya lakukan, bila mengikuti kajian ke masjid, saya lebih sering mengunjungi masjid seberang rumah karena kajian sunnahnya cukup banyak. Maka cukuplah bagi saya bila rindu suasana masjid berkunjung ke masjid tersebut.

Di masjid seberang rumah saya dapat menyimak kajian langsung yang disampaikan Ustadz Firanda dan Ustadz Oemar Mita yang juga banyak membahas tentang Keluarga Islami. Alhamdulillah beliau berdua memiliki jadwal tetap untuk memberikan tausiah di masjid seberang rumah di setiap bulannya. Alhamdulillah.

Beberapa waktu sekitar setahun hingga beberapa bulan lalu, saya beberapa kali menyempatkan diri mengikuti kajian di masjid kantor. Qadarullah saat itu ruangan kerja saya tak punya ruang shalat terpisah, maka lebih baik bagi saya pergi ke masjid kantor yang berada di halaman pabrik, dan cukup berjalan sekitar 100 meter saja. Walaupun tak menjadi keutamaan bagi saya sebagai perempuan untuk ke masjid, namun kondisi darurot itu membawa hikmah bagi saya untuk memperoleh banyak ilmu dari sejumlah ustadz yang menyampaikan kajian ba'da shalat dhuhur hampir setiap hari, alhamdulillah ...

Belakangan setelah ruang sholat tersedia, maka saya tak perlu lagi shalat di masjid, namun saya tetap dapat menyimak kajian melalui pengeras suara yang terdengar jelas dari balik jendela samping ruang sholat yang kebetulan ruang kerja saya saling berbelakang dengan tembok masjid kantor, alhamdulillah ....

Saya juga sering menyimak video kajian sunnah ulama salaf favorit yaitu Ustadz Khalid Basalamah tentang Mahkota Pengantin yang membahas seputar keluarga Islami atau sejumlah ulama dari luar negeri seperti Mufti Menk dari Inggris dan Dr. Naik ulama dari India yang bermukim di Malaysia.

Namun sebaik-baiknya tausiah bagi seorang istri tentu adalah dari suaminya, yaitu kunci surganya, yang insyaa-a Allah akan menjadi pemimpinnya di dunia dan akhirat dan akan senantiasa membimbingnya menuju surga tertinggi, firdaus. Maka dari suaminyalah seorang istri akan memperoleh banyak tausiah secara langsung baik ilmu maupun perbuatan amal shalih yang dilakukan di antara keduanya. Masyaa-a Allah, alhamdulillah ....

Maka saat usai romadhon lalu saya kelelahan mencari khimar pesanan seorang kerabat, dan saya baru saja mendudukan diri di lantai karpet sang pedagang pemilik gerai khimar, lalu tiba-tiba beliau ikut duduk di depan saya dan sejurus kemudian dia pun menyodorkan pertanyaan yang berat itu, "Ikut kajian di mana ukhti ?" Subhanallah ... saya pun lagi-lagi speechless tak berdaya dibuatnya, Allahu akbar !

Saturday 29 June 2019

"MUKANYA PUCAT BANGET ?"

Ada yang aneh nih ma ni kepala. Sakitnya ga nahan. Makanya pagi tadi masuk ruangan satu orang langsung tanya, "Mba Firlly kenapa mukanya gitu, pucat banget ?" Daku senyum2 aja. Agak siang seorang yang lain, "Eh Fir, muka lo pucat banget ..." tanyanya. Aslinya sih, ini kepala sejak pagi sakit banget. Cuma ya masa mo ke dokter terus ya ?

Instalasi Gawat Darurat, Day 2

Rabu, 14 Oktober 2015
Niat hati pagi2 mo balik ke rumah sakit gatot kaca, alias gagal total kakehan c******. Ternyata ini badan balik lagi meriang, panas tinggi, menggigil dan sakit kepala. Tp ini hari daku ga peduli lg dah ma isi rumah mo berantakan juga.
Daku masih sempet nyiapin sarapan healthy kick, mencoba makan walaupun ga habis. Sisanya, piring kotor setumpuk bener2 daku biarin aja menggunung di basing. Sementara daku sejak pagi bikin jahe panas tp si putih ngegletak aja di kaki. Yang ada gegara nginjek buntutnya yg panjang itu, timbang si utih kenapa2, maka jahe panas pun tumpah ke mana2. And I just don't care, hahaha ... karena ga da tenaga lg utk nyapu ngepel.
Maka menjelang pukul sebelas menenteng si kecil hitam daku masukin dia ke pet shop utk menginap. Tp kata yg penjaganya masih kekecilan. Ya sud, beli ciki sekarung 8 kg terus si item kubawa lg, pindah ke pet shop yg lain. Done ! Bisa nginep si item. Pppffh ... kelar deh 2 urusan. Buru2 pulang ....
Tiba di pos jaga, daku minta satpam ke rumah utk nurunin karung ciki ma ngangkat koper ke mobil. Smtr si karung daku gletakin di belakang, kubuka lebar, supaya mpus bisa mam sepuasnya selama daku ga ada.
Terhuyung2, nyupir ke RS. Premier Bintaro yang jaraknya cuma 5 km - an dari rumah. Itu pun nyupir sudah nabrak2 separator jalan gegara perhitungan saat belok sudah ga' precise lagi, udah ga bias konsen. Tiba RS langsung ke lobby, nurunin koper, langsung cus cari parkir. Giliran udah jalan ke IGD, kartu asuransi ketinggalan di mobil. Terpaksalah, panas2, letoy, balik lagi ke parkiran ambil kartu asuransi.
Tiba di lobby, lihat petugas admin yang ga ramah, gendut, merengut, ga kerudungan, eye shadow biru, rasanya udah mau nimpuk. Mencoba sabra, daku anteng di pojokan. Setelah sekitar sejam nunggu, alhasil daku nyelak aja masuk IGD, nanya mau rebahan di sebelah mana ? Alhamdulillah, akhirnya dapat juga ranjang di pojokan. Asli sejak bada dhuhur, daku baru masuk ke kamar setelah pukul 17:00 wib. Rasanya ? Sudah bego maksimal.  
RASANYA SUDAH MAU MATI
Menjelang pukul 3 dini hari, daku demam sudah 39,8 derajat celcius. Selimut tebal rangkap 4 (empat), warmer on (penghangat listrik dengan selang berdiameter 10 cm) masuk di bawah selimut menjaga badan tetap hangat, ac kamar dimatiin, daku menggigil sampai kejang-kejang.
Seluruh badan berguncang tidak terkendalil, kaki terhentak-hentak ga' karu-karuan, sakitnya ini meniscus sudah ga bisa diomong. Baca istighfar saja setengah mati, ga terucap. Dua orang suster sibuk merawat, sementara daku meminta suster untuk memeluk, "Peluk saya suster, peluk saya, tindihan badan saya, suster ..." Daku berharap daku tidak terlalu kedinginan dan badan tidak lagi berguncang-guncang, karena kejang-kejang itu ternyata melelahkan,, apalagi dengan kondisi kaki seperti ini .....
Kondisi itu berlangsung hingga lewat pukul 05:00 wib dan daku baru bisa tertidur setelah tengkurap, masih dengan setumpuk selimut dan warmer, sehingga rasa dingin dapat lebih diminimalisir.
Pagi itu, hasil cek darah, ternyata HB daku kembali turun ke angka 5. Bila kondisi normal di angka 11, sementara bila akan donor darah harus 12,5, maka Hb 5 itu ... sesuatu banget ya ? Maka yang daku rasa itu, kepala sakit, badan ga bisa bangun dari kasur, maunya rebaaaaaah ... mulu ....
BESUKIN SAYA DUNK, DOK ...
Agak siang, daku WA dokter gula jawa yang baik hati itu,
Gw : "Dok, besukin saya dunk .... kalau dokter ga sibuk sih ... "
Dr   : "Memang di mana ?"
Gw : "375"
Maka pukul 09:26 wib, suster masuk kamar memberi kabar, "Bu Firlly ada Dokter Sapto Aji visit ... " Hahahaha ... padahal bukan visit, tapi kunjungan seorang sahabat. Berdaster dan belum mandi, kucel maksimal, sang dokter menemui daku,
Dr   : "Kenapa ?"
Gw : "Sudah mau mati nih, dok ..."
Dr  : "Jangan dunk ... ! Kenapa, sus ...?"
Sr   : "Anemia ..."
Dr  : "Anemia ? Memang HB nya berapa ?"
Sr  : "5"
Dr  : "Lima ? Makan yang banyak dunk ..."
Gw : "Doain dunk, dok ..."
Dr  : "Ooooh ... itu sih pasti ... Makan yang banyak, ya ?"
Gw : "Iya, dok ... terima kasih ya ... "

Tuesday 16 April 2019

THE QUEEN OF THE RING

DO YOU LIKE IT ?
"Do you know that the size of the ring is bigger that it should be ?" No ...
"But I know it fits in your finger." Yes, alhamdulillah ...
"Do you like it ?" Yes. It is beautiful. Thank you ....

(While a woman doesnt understand even has never realized the meaning of "the woman's best friend". Hence she doesnt know how to response properly while she got this such of thing๐Ÿ˜‚)

WHERE IS THE RING ?
Washing the plates and glasses. "Where is your ring ?" I put it off. "Why ?" I am afraid that it would be broken. "It would be not. It is insuranced. Put it on ..."

INNALILLAHI !!!
On the way, did safar. Subhanallah ! Darling I left the ring ! "Where did you put it off ?" In my mother's bed room. On her cupboard beside the bed. "Ask someone to keep it soon. Is there anyone at home ?" Yes there are, but I will do it as soon as all the people come home. Let them do it.

Within minutes later ... Darling it is saved. "Alhamdulillah ..."

DO YOU WANT TO KEEP THE RECEIPT ?
"This is the box. This is the bag. Do you want to keep it ?" Yes, sure.
"Actually you can keep the receipt too if you want. Do you want to keep the receipt ?" I dont think that I want to keep it. I think it would be better for me if I dont know how much the price of the ring. Or I will sell it if I know the price of it๐Ÿ˜‰

NO WAY, I THINK I WAS BOUGHT A WRONG RING
Subhanallah, no way ! Darling I think you bought a wrong ring. "What ? What do you mean ?" I think it is too much for me. It is too expensive. I have never had this such of thing. "Look. Don't say that ! I bought it for you. It is not a wrong ring. It is yours ..."

THE RING IS MADE FOR YOU
"You know, I was looking alot of the designs at the website before. But I did not like it and the carrat was too small. Then I went to the store. I am not rich so that I can not buy the expensive one but I will buy that I afford. Then I found this one. I asked to the guy to show me. This guy was so nice with beard on his face. Then he shew me. I knew it would be beautiful in your finger." How did you know that ? "I can imagine it"

"Actually the store only has few things for each model. And there is only one size that is fit for you that the store made. Actually the ring was made for you." Masyaa-a Allah. Alhamdulillah.

WHERE IS THE RING ?
"Show me your finger. I know it you don't wear your ring. Where is the ring ?" I through it away. "What do you say ?" I through it to the garbage ... ๐Ÿ˜‚ (i was upset)

Saturday 13 April 2019

ADAB & AKHLAK SEORANG IBU (MERTUA)

IBU YANG BERAKHLAKUL KHARIMAH

IBU YANG BERAKHLAKUL KHARIMAH
Usianya sudah hampir 80 tahun. Anak lelaki tertuanya baru saja menikah. Suatu hari ia bersama anak kesayangannya itu dan istrinya yang baru dinikahinya melakukan perjalanan bersama. Ketiganya menumpang kereta. Beliau duduk berdampingan bersama menantunya. Duduk berhadap-hadapan ketiganya, sang ibu bersama menantunya berhadap-hadapan dengan putera kesayangannya yang duduk sendirian, menunggu kereta berangkat.

Tak lama datanglah seorang gadis muda yang rupanya karcis kursinya tepat di sebelah sang putera tercinta. Sang ibu yang sangat mulia hatinya ini, masyaa-a Allah, langsung memerintahkan anaknya untuk berdiri, dan bertukar tempat duduk dengannya. Beliau perintahkan anak lelakinya agar duduk berdampingan dengan istrinya, sementara dirinya duduk bersebelahan dengan gadis muda tadi. Masyaa-a Allah, bukan sekedar meminta, namun memerintahkan, dengan segera.

Masyaa-a Allah, betapa beliau sangat menjaga perasaan menantunya, anak perempuan orang lain, yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, yang bukan siapa-siapa baginya selama ini, namun kini menjadi istri anak lelaki kesayangannya. Sang menantu bahkan sempat berucap apa-apa pun tidak, namun sang ibu mertua telah lebih dulu berbuat sesuatu yang memperlihatkan betapa mulia hatinya, alhamdulillah ....

IBU YANG BERILMU BARU BERAMAL
Sebelumnya sang putera berkisah kepada istrinya persis di pagi hari pertama setelah pernikahan mereka. Selama ini, ibunya selalu membangunkannya untuk sholat subuh dengan memanggil namanya serta mengetuk pintu kamarnya. Segera setelah sang putera menikahi istrinya itu, sang ibu tak lagi membangunkannya, memanggil namanya pun tidak, apalagi mengetuk pintu kamarnya. Masyaa-a Allah. Betapa mulia hati beliau ini. Wallahi, sesungguhnya anak laki-laki adalah milik ibunya sampai kapan pun, hingga akhir hayat keduanya. Tapi betapa beliau sangat berbesar hati memberikan kesempatan kepada menantunya untuk turut menyayangi anak kesayangannya itu, dengan memberinya privasi. Alhamdulillah ...

Maka jangan ditanya romantisme keduanya itu, ya, ibu dan anak lelaki kesayangannya. Betapa anak lelaki itu sangat menghormati ibunya demikian rupa. Menyiapkan makannya di setiap waktunya, mengambilkan piring, nasi dan lauk pauknya, menyiapkan sarapan, membuatkan teh panas setiap kali selesai makan. Ia cuci pula piring dan semua alat makan setiap mereka selesai makan.

Suatu ketika dibelikannya ibunya 3 wadah es krim, karena ia tahu betul ibunya sangat menyukainya. Dipilihkannya pula sandal baru bagi ibunya, pun isterinya, saat ia perlu membeli sandal untuk dirinya. Masyaa-a Allah. Anak lelaki ini sangat menghormati ibunya begitu rupa, Allahu akbar. Apapun yang akan dilakukannya, ia selalu bertanya dulu kepada ibunya. ia tuntun dan gandeng tangan ibunya ke mana pun ia pergi. Masyaa-a Allah. Meleleh ? Pastilah air mata ini tumpah melihat keindahan cinta di antara keduanya, romantisme surga antara ibu dan bakti anak lelakinya. Masayaa-a Allah ...
Ibrah, betapa berilmulah sebelum beramal, betapa beradablah sebelum berilmu. Semoga kita para muslima dapat memetik hikmah dari tauladan yang keduanya contohkan ... aamiin aamiin aamiin yaa Rabbal alamiin ...